Pilihan program CSR di Indonesia sangatlah beragam, hal itu disesuaikan dengan permasalahan yang muncul di masyarakat dan tentunya pertimbangan dari perusahaan yang menerapkan program CSR itu sendiri. Salah satunya adalah CSR pada bidang pendidikan, yang merupakan salah satu hak dan kebutuhan anak Indonesia. Pertimbangannya adalah anak Indonesia adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa Indonesia yang memiliki peran strategis dalam kelangsungan eksistensi bangsa dan negara di masa mendatang. Mereka tidak hanya merupakan masa depan bangsa, tetapi juga masa kini dari bangsa Indonesia. Agar setiap anak Indonesia kelak mampu memikul tanggungjawab masa depan bangsa Indonesia, dan agar generasi sekarang bangsa Indonesia mendukung pencapaian cita-cita masa depan Indonesia, maka setiap anak tanpa terkecuali harus terlindungi dan terpenuhi segala yang menjadi haknya, seperti hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang, terlindungi dari segala perlakuan salah, serta hak untuk mengeluarkan pendapatnya dan didengarkan suaranya. Dalam kenyataan kita melihat jutaan anak Indonesia berada dalam kondisi terpuruk dan butuh tindakan penyelamatan segera dan berkelanjutan. Hak-hak mereka banyak dilanggar dan tidak terlindungi atau terpenuhi, salah satunya adalah hak untuk memperoleh pendidikan, seperti yang sudah ditegaskan dalam UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak pasal 9 ayat 1: Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Data yang ada menunjukkan betapa berat masalah pendidikan yang dihadapi Negara Indonesia, seperti yang terlihat dalam tabel berikut :
PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA | ||
1. | Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) | Data tahun 2001, dari 26,2 juta anak usia 0-6 tahun baru sekitar 7,3 juta anak (28%) yang telah menerima PAUD |
2. | Angka Partisipasi | Data tahun 2001/2002, masih ada 25,7% anak usia 13-15 tahun yang belum mendapatkan layanan pendidikan SMP/MTs |
3. | Angka Mengulang Kelas | Data tahun 2001/2002, tingkat SD mencapai 5,4%, tingkat SMP/MTs 0,44% |
4. | Angka Putus Sekolah | Data tahun 2001/2002, sebesar 2,66% untuk tingkat SD/MI |
5. | Angka Kelulusan | Data tahun 2001/2002, sebesar 97% untuk SD/MI dan 95% untuk SMP/MTs |
6. | Angka Melanjutkan | Data tahun 2001/2002, sebesar 70,5% untuk lulusan yang melanjutkan ke tingkat SMP/MTs |
7. | Kondisi Gedung Sekolah | Hingga tahun 2002, gedung SD/MI yang berada dalam kondisi baik hanya 42,8%, selebihnya rusak berat dan ringan. Untuk SMP, sekitar 85,8% dalam kondisi baik |
Sumber : PNBAI 2015, 2004
CSR dan Kemitraan
Sedemikian buruknya kondisi pendidikan yang menjadi hak dan kebutuhan anak Indonesia ini, sehingga tidak cukup hanya pemerintah saja yang bisa melindunginya. Begitu juga jika pihak korporasi ingin melibatkan diri dalam mengatasi masalah tersebut, mereka tidak cukup dengan bergerak sendiri. Keterlibatan semua pihak tersebut, meskipun bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, namun akan lebih efektif jika dilakukan secara bersama-sama dalam sebuah bentuk kerjasama. Untuk itu kemitraan antar berbagai pihak, yakni para pemangku kepentingan (stakeholders) menjadi sangat penting dalam upaya kemanusiaan yang sekaligus upaya kebangsaan ini. Salah satunya adalah kemitraan dalam bidang pendidikan, seperti yang dilakukan oleh Indofood/Kalbe Farma/Agung Auto Mall/Bank Niaga dengan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) yang didukung oleh instansi pemerintah terkait yakni Departemen Pendidikan Nasional beserta seluruh jajarannya. Pentingnya kemitraan tercermin dalam pendekatan yang dipakai dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), yakni (1) Pendekatan holistik, (2) Hubungan yang sinergistik dan (3) Pendekatan multi-stakeholderantara pemerintah, dunia usaha dan civil society. Pendekatan holistik mensyaratkan pemahaman yang utuh terhadap suatu permasalahan, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang, sehingga pemecahan masalah yang ditawarkan juga berdasarkan pada sudut-sudut pandang tersebut. Hubungan yang sinergistik juga memberi arti bahwa sumberdaya-sumberdya yang dimiliki dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menjawab permasalahan tidak terpisah satu sama lain melainkan saling memperkuat satu sama lain. Kedua pendekatan tersebut dalam implementasinya terlihat dalam pendekatan multi-stakeholder antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sipil. Sedangkan dalam deklarasi Dunia yang Layak bagi Anak, pentingnya kemitraan juga dibahas tersendiri dalam bab III Rencana Aksi, khususnya mengenai Kemitraan dan Partisipasi, yakni pada : – butir (5): LSM dan organisasi-organisasi kemasyarakatan akan dibantu dalam pekerjaannya dam harus disusun mekanismenya, di mana perlu, untuk mempermudah partisipasi masyarakat madani dalam hal-hal yang menyangkut anak-anak. Para pelaku masyarakat madani memiliki peran khusus dalam meningkatkan dan mendukung perilaku positif serta menciptakan suatu lingkungan yang kondusif bagi kesejahteraan anak; – butir (6): sektor swasta dan badan-badan usaha punya keharusan memberikan sumbangan khusus, mulai dari penggunaan dan ketaatan pada praktek-praktek yang memperlihatkan tanggungjawab sosial guna menyediakan sumberdaya, termasuk sumber-sumber pembiayaan inovatif dan perbaikan masyarakat yang bermanfaat bagi anak-anak.
Program Peduli Pendidikan yang merupakan program CSR dari kemitraan ini bukan saja merupakan usaha yang mulia seperti usaha kedermawanan yang lain, tetapi ternyata juga memiliki dasar pertimbangan yang kontekstual baik di tingkat nasional yakni demi meningkatkan kualitas pendidikan anak untuk masa depan bangsa, maupun di tingkat internasional yakni, yakni demi tercapainya Tujuan Pembangunan Milenium. (Setiadi Agus A, pemerhati masalah CSR)
Source: ykai.net
Bismillah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu SemangaaD Pagiii Bapak/Ibu, salam hormat saya Ibu Ari Setiyowati dari SD PANCA BHAKTI demi meningkatkan mutu pendidikan di sekolah kami untuk itu kami mohon informasinya untuk mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun khususnya penambahan ruang kelas atas dan Perlengkapan ANBK. Besar harapan kami mendapat kan bantuan kembali. Terima Kasih Ibu. Salam sehat.